Dengan lahan yang sangat luas, rumah ini mampu digarap oleh sang arsitek dengan bebas.
Hasilnya adalah sebuah bangunan huni yang segar dan hidup.

Adi Wibowo pernah satu kali diserahkan untuk mengurus pembangunan sebuah lahan sangat luas di Jawa Barat. Adi adalah sang arsitek anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang juga pemilik sebuah studio arsitektur yang berdiri pada Desember 2009 bernama Adhi Wiswakarma Desantara (AWD). Setelah banyak menangani berbagai project, Adi Wibowo yang ternyata juga adalah desainer interior berangkat ke Bekasi tempat tepatnya lokasi tanah luas tersebut berada.
Tanah seluas 1.500 m2 ini sejak awal memang hendak Adi jadikan bangunan yang memiliki kualitas-kualitas ruang yang sulit dicapai oleh bangunan dengan luas lahan yang terbatas.




Sang arsitek dengan sangat sadar ingin memaksimalkan fungsi ruang-ruang yang terdapat dalam rumah. Caranya, akan ada sinergi yang optimal antara ruang dalam dan ruang luar rumah ini. “Konsep ini mempengaruhi hubungan antara ruang dalam dan ruang luar. Jadi, keinginan saya untuk menghadirkan ‘pengalaman ruang yang mengalir’ dalam rumah tersebut bisa terwujud. Jadi, ada pergerakan antara ruang satu dengan ruang lainnya, sehingga rumah tidak lagi jadi bangunan yang statis,” tutur Adi. Hingga akhirnya, rumah seluas 1.000m2 tersebut selesai pada Agustus 2013.
Meskipun tidak banyak hambatan dan kendala yang berarti selama proses pembangunan, pengerjaan rumah ini cukup memakan waktu.

Hal paling “menantang” ketika membangun rumah ini adalah ketika sang arsitek diberikan kepercayaan sangat besar oleh si empunya lahan. Saking menyerahkan semuanya ke arsitek, saat awal-awal konstruksi sang pemilik sempat mengatakan bahwa ia sama sekali tidak tahu rumahnya akan seperti apa. “Di satu sisi, saya melihat ini sebagai sebuah kepercayaan, tapi di sisi lain ini juga sebuah tanggung jawab yang besar,” urai Adi.




Ada banyak sekali ruang dalam rumah berlantai dua ini, mulai dari kamar tidur, ruang keluarga, dapur, musholla, gym, salon, ruang audio visual, hingga teras dan roof garden. Penciptaan ruang makan dan ruang keluarga bersinergi dengan ruang teras.

Lalu, ruang kerja dan ruang audio visual terhubung dengan teras, area jemur, dan kebun di atap rumah.

Meskipun berdiri di lahan yang sangat besar—yaitu 1.000m2—, rumah ini tetap mampu mengalir dan bergerak.

Adi mengistilahkannya dengan “ketiadaan blok bangunan yang masif”. Dan, ini baik. “Ruang dalam dan luar begitu cair dengan ruang luarnya. Kadang-kadang seperti bukan di dalam, tapi juga bukan di luar,” tambah Adi.

    

Sementara, untuk desain interiornya, Adi yang sekaligus juga menangani interior rumah ini masih konsisten dengan konsep arsitektur rumah yang mengoptimalisasikan hubungan antarruang. “Saat berada di dalam ruang, pilihan-pilihan desain interior tak boleh membuat ruang dalam terlepas dari ruang luarnya. Memang, ada aktivitas di dalam ruang dalam. Namun, aktivitas ini diperkaya suasana dan rasanya oleh kehadiran kualitas ruang luarnya. Oleh karena itu, penentuan orientasi furnitur maupun juga material pada item-item desain interiornya, dipilih yang mendukung cita-cita ini,” lanjut Adi lagi.

 

 

 

 

 

 

Lebih daripada itu, Vilato sebagai group dari Vinoti Living yang mengerjakan custom furniture, juga dipercaya untuk mengerjakan wooden panel dan custom furniture dari desain Adi yang cukup menantang.

Dan untuk sentuhan akhir, sang pemilik rumah menambahkan berbagai aksesori dari koleksi Vinoti Living, serta Bed and Bath Set, dan akhirnya selesai pekerjaan mempercantik rumah dan siap untuk dihuni. Ketika rampung, rumah itu kemudian menjadi sebuah bangunan yang hidup—karena konsep hubungan sinergi antara ruang dalam dan ruang luar rumah tercipta dengan sempurna.

Maka, jadilah rumah ini sebuah bangunan rumah yang tidak hanya megah, tetapi juga segar dan bernapas.